Pemimpin Partai untuk Kebebasan Belanda (PVV) yang anti-Islam, Geert Wilders, mendesak Menteri Luar Negeri Belanda memanggil Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Yunus Effendi Habibie. Wilders marah terhadap Yunus karena dalam sebuah wawancara di koran Belanda, Yunus mengatakan para pemilih PVV kemungkinan ‘orang gila’.
Menurut Wilders, istilah yang digunakan Yunus untuk menggambarkan para pemilih PVV tidak layak dilontarkan. Yunus dalam wawancara dengan Financieele Dagblad, Kamis (23/9), mengatakan rencana kunjungan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ke Belanda pada Oktober ini ‘mungkin terancam batal’ jika PVV menjadi bagian dari pemerintah baru.
“Tentu Presiden tidak akan datang ke sini jika ada seseorang di dalam cabinet yang menyatakan Islam terbelakang. Saya tidak mau Presiden saya terlihat seperti badut,” ujar Yunus dalam Financieele Dagblad.
Yunus juga mengatakan hubungan antara Belanda dengan Indonesia bakal terganggu jika Wilders bergabung dengan pemerintahan baru. Dalam koran itu disebutkan pula Yunus menganggap orang-orang yang memilih Wilders ‘kemungkinan orang gila’.
Menteri Luar Negeri Belanda Maxime Verhagen mengatakan kepada Nos tv bahwa pernyataan Yunus mengenai pendukung PVV adalah sesuatu yang ‘kurang bijak’. “Saya rasa ia kurang bijak ketika menggambarkan para pemilih PVV,” ujar Verhagen. “Seorang duta besar seharusnya tidak mengomentari mengenai pemilihan umum.”
Verhagen mengatakan dia berencana menghubungi Yunus.
Yunus sendiri mengatakan kepada Radio Netherlands Worldwide bahwa pernyataannya salah dikutip. Yunus sekaligus memastikan Yudhoyono bakal menepati janjinya untuk mengunjungi Belanda. Namun, Yunus mengaku jika Wilders ada dalam pemerintahan, kunjungan kenegaraan Yudhoyono bakal sedikit kurang menyenangkan.
Yunus juga mengatakan kepada pejabat senior Kementerian Luar Negeri Belanda bahwa seharusnya memang dia tidak berbicara mengenai pemilih di Belanda seperti komentar yang dia utarakan.